Selasa, 16 Juni 2009

Preman Bubarkan Demo Mahasiswa Di Enrekang

ENREKANG — Aksi demonstrasi yang dilakukan Aliansi Mahasiswa dan Pemuda Menggugat Massenrempulu (AMPM) di depan Kantor Bupati Enrekang, Selasa, 16 Juni, diwarnai aksi pemukulan terhadap mahasiswa. Para demonstran yang jumlahnya 50 orang itu dibubarkan sekelompok preman dan petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) saat demonstran baru turun dari mobil truk dan hendak memasuki halaman kantor bupati. Aksi kejar-kejaran dan saling dorong di jalan poros depan kantor bupati pun tak terhindarkan. Aksi ini juga menjadi tontonan gratis warga sekitar kantor bupati dan pengguna jalan. Akibat insiden ini, tiga mahasiswa terkena bogem mentah di bagian wajah dan perut masing-masing Hendrik Ali, Ardi, dan Heri. Beruntung aparat keamanan dari Polres Enrekang langsung mengamankan pelaku yang melakukan pemukulan tersebut dan meminta agar mahasiswa mundur. Satu pelaku yang diamankan polisi tersebut diketahui bernama Mading. “Kita pulang kawan-kawan, ternyata kita dianiaya di tanah kelahiran kita sendiri. Inilah bentuk pemerintahan di Kabupaten Enrekang yang otoriter dan menggunakan cara-cara premanisme dalam menerima aspirasi,” teriak Hendrik, koordinator aksi demontrasi tersebut melalui pengeras suara. Para mahasiswa pun langsung meninggalkan halaman Kantor Bupati Enrekang sebelum bertemu Bupati La Tinro La Tunrung. Sebelum pergi, mahasiswa terlebih dahulu membakar ban bekas di badan jalan yang letaknya sekira 300 meter dari kantor bupati. Kelompok mahasiswa tersebut rencananya akan menyampaikan aspirasi dan mempertanyakan tentang beberapa proyek di Kabupaten Enrekang yang dinilai terbengkalai, termasuk beberapa kebijakan Pemkab Enrekang lainnya. “Ternyata niat kami yang datang secara baik-baik disambut preman. Kami akan usut kasus kekerasan ini hingga tuntas dan akan melakukan aksi susulan dengan massa yang lebih besar,” janji Hendrik.
La Tinro ketika dikonfirmasi melalui telepon genggamnya mengatakan, meski belum sempat bertemu dengan para mahasiswa, namun poin-poin dari aspirasi mereka akan segera ditindaklanjuti. “Mengenai adanya insiden pemukulan, itu sama sekali di luar dugaan dan pelaku adalah masyarakat yang kebetulan ada di lokasi. Tapi hal itu menjadi urusan polisi,” kata La Tinro.

Tidak ada komentar: